Minggu, 10 Agustus 2014

Cahayaku



Aku mudah terbawa. Aku mudah menyerah. Aku mudah bersedih.

Saatku sendiri, setitik cahaya ada didekatku. Ternyata, ia telah ada sedari aku ‘kecil’. Tersadar aku akan cahaya. Aku ragu dapat menyentuhmu. Lalu aku jadikan tantangan untuk diriku sendiri.
Perlahan aku tahu, dia tak mudah untukku sentuh. Dia selalu menjaga cahayanya. Baru ku mendekatinya, aku tahu.

Cahaya, kau cantik. Kau berpendirian. Kau baik. Kau dapat berkata “ya” atau “tidak”. Kau tak pernah merendahkan, kau hanya fokus ‘menyinari’ lingkunganmu.

Kini, ku dapat menyentuhmu. Aku belajar banyak darimu. Sedikit demi sedikit, dari dalam diriku bersinar cahaya sepertinya. Cahaya itu awalnya buram, lalu semakin jelas, semakin besar, semakin terang, semakin lebih terang, dan semoga menjadi yang paling terang
Kau salah satu alat yang dikirim tuhan untuk mendewasakanku. Terima kasih, cahaya. 6814

Kebebasan



Kini aku mulai mengerti, apa yang disebut bebas. Didalam kehidupanku khususnya dikeluarga mungilku, bebas itu tetap dalam batas.Jadi kalo difikir-fikir sih engga ada yang bebas, karena bebas adalah beraktivitas dalam batas.
17 Juni 2013

Sahabat, Kita Hebat!



Sahabatku yang bijak.
Saat kita sedang tertatih-tatih untuk bangun, ada orang yang mengingatkan tentang hal yang membuat kita jatuh dimasa lalu. Saat luka sedikit demi sedikit mengering, ada yang menyenggol hingga terluka lagi. Bahkan saat kita mencoba memaksakan bibir melukis senyuman, ada pula orang yang membuat kita menangis lagi. Apa yang akan kita lakukan?
Jujur, ketika aku merasakan hal seperti itu, aku merasa kecewa lagi. Rasanya aku ingin berlari sejauh mungkin dan berteriak sambil meneteskan air mata agar semua terlepas dari pikiranku. Semakin berat beban yang aku pikul. Aku tidak hanya harus ‘baik’ tapi harus ‘lebih baik’. Aku harus menunjukkan siapa diriku sebenarnya. Namun, aku tetap percaya, aku lebih besar dari bebanku.
Kita sudah hampir dewasa, kita sudah hampir terbiasa dengan hal itu bukan?
Usia telah menjadi saksi nyata kita berperilaku. Kita tentu akan berevolusi seperti usia kita yang selalu bertambah setiap tahun. Kita tidak akan berperilaku seperti anak usia 5 tahun saat kita berusia 17 tahun bukan? Kita ini sudah hebat sahabat. Coba kita ingat lagi, berapa banyak masalah yang telah kita lewati. Kita tidak akan rugi diberi masalah, karena pasti ada hikmah dibaliknya. Ingat, masalah juga sebagai tanda pemilik kita menyayangi kita.
Aku percaya sahabat, kita hebat. Kita kuat. Kita tangguh. Kita tak akan terkalahkan oleh masalah.
Sekarang waktunya tunjukkan siapa dirimu! Hapus air matamu! Tersenyumlah! Bersemangatlah! Dan Berjuanglah! Kabari aku selalu. 10814

Baik dan Terbaik



Disaat kita masih bisa tersenyum bahagia dengan harapan, kita sangat terbuai oleh harapan. Menikmati hari, sebenarnya hanya dengan harapan. Dikarenakan kita hanyut terbuai, jadi semua seakan indah, seakan akan tetap baik baik saja bahkan seakan hidup ini akan mengikuti keinginan kita. Kita lupa, setiap keputusan itu ada dua hal, yang baik dan yang terbaik. Kita hanya fokus ke yang baik saja tanpa memikirkan yang terbaik. Waktu siang, senja ke malam terbuang begitu saja. Kita berpikiran esok pasti tetap kan ada matahari yang menyinari hari-hari baik “dianggapnya”. Kita tidak memikirkan, bagaimana jika esok hujan? Akankah tetap ada matahari? Tentu tidak.
Lalu, apa yang akan kita lakukan? Tersenyumkah? Atau ikut menitikan air mata bersama hujan?
Kita kecewa? Ya pasti, tapi mungkin ini keputusan kedua, yang terbaik.
Kita sedih? Ya tentu, tapi jika ini terbaik, pasti ada hal yang bisa membuat lebih bahagia.
Kita sudah melakukan kesalahan, akankah kita melakukan kesalahan lagi?
Kita juga lupa, disaat kita ditempatkan dititik terendah, kita dimainkan seperti “per” yang ditekan rendah untuk meloncat lebih tinggi. Matahari yang hari ini tak datang, tidak akan berpengaruh dengan matahari dihari selanjutnya. Jadi, jangan mudah menentukan pilihan karena hanya melihat satu sisi atau satu sudut pandang.
Bisa saja, matahari dihari selanjutnya akan bersinar terang lebih dari hari-hari kemarin. Akan tetapi, bisa juga mataharinya tidak akan bersinar. Ingat, ini kemungkinan. Jadi, pasti ada hal yang baik dan hal yang terbaik. Hal yang kita anggap baik itu belum tentu jadi hal yang terbaik. Tetapi, hal yang terbaik, sudah pasti baik untuk kita.
Disaat kita sudah terlanjur ikut menitikan air mata bersama hujan, ada beberapa hal yang harus kita lakukan. Kita harus kembali membangun harapan, ingat persiapkan dengan kedua kemungkinan itu. Memang, dengan harapan kita bisa semangat kembali dan bisa tersenyum kembali. Tapi ingat, jangan terbuai lagi. Kita juga harus berhenti menitikan air mata dan memberi waktu kepada mata kita untuk beristirahat agar bisa melihat matahari esok hari. Jika kita bergantung pada seseorang, bayangkan, berapa orang yang dibutuhkan untuk menerbangkan sebuah kapal? Tetapi jika kita tidak bergantung kepada orang lain, kita dapat mengendalikan kapal sendiri, bayangkan, berapa orang yang dapat kita bawa terbang menggunakan kapal. Jadi, hal yang bisa diambil pelajarannya yaitu disaat kita jatuh, hanya diri sendiri yang dapat membangunkan kita sendiri. 9814