Aku mudah terbawa. Aku mudah menyerah. Aku mudah bersedih.
Saatku sendiri, setitik cahaya ada didekatku. Ternyata, ia
telah ada sedari aku ‘kecil’. Tersadar aku akan cahaya. Aku ragu dapat
menyentuhmu. Lalu aku jadikan tantangan untuk diriku sendiri.
Perlahan aku tahu, dia tak mudah untukku sentuh. Dia selalu
menjaga cahayanya. Baru ku mendekatinya, aku tahu.
Cahaya, kau cantik. Kau berpendirian. Kau baik. Kau dapat
berkata “ya” atau “tidak”. Kau tak pernah merendahkan, kau hanya fokus
‘menyinari’ lingkunganmu.
Kini, ku dapat menyentuhmu. Aku belajar banyak darimu.
Sedikit demi sedikit, dari dalam diriku bersinar cahaya sepertinya. Cahaya itu
awalnya buram, lalu semakin jelas, semakin besar, semakin terang, semakin lebih
terang, dan semoga menjadi yang paling terang
Kau salah satu alat yang dikirim tuhan untuk mendewasakanku.
Terima kasih, cahaya. 6814
Tidak ada komentar:
Posting Komentar